Flickr Images

Selasa, 05 Maret 2019

MAKALAH CANDIDIASIS ORAL

DEFINISI O.C :
Kandidiasis oral merupakan  infeksi oportunistik pada rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan dari jamur Kandida terutama Kandida albikan. Kandida merupakan organisme komensal normal yang banyak ditemukan dalam  rongga mulut dan  membran mukosa vagina. Dalam rongga mulut, Kandida albikan dapat melekat pada mukosa labial, mukosa bukal, dorsum lidah, dan daerah palatum. Selain Kandida albikan, ada 10 spesies Kandida yang juga ditemukan yaitu C.tropicalis, C.parapsilosis, C.krusei, C.kefyr, C. glabrata, dan C.guilliermondii, C.pseudotropicalis, C.lusitaniae, C.stellatoidea, dan C.dubliniensis, dengan C.albikan yang paling dominan dijumpai dan paling berperan dalam menimbulkan kandidiasis oral. (256)
Salah satu kemampuan yang dari Candida albicans adalah kemampuan untuk tumbuh dalam dua cara, reproduksi dengan tunas, membentuk tunas elipsoid, dan bentuk hifa, yang dapat meningkatkan misela baru atau bentuk seperti jamur.
ETIOLOGI :
            Kandidiasis oral merupakan suatu infeksi jamur yang umumnya disebabkan oleh jamur Kandida albikan. Faktor predisposisi terjadinya kandidiasis oral terdiri atas faktor lokal dan sistemik.
Faktor lokal penyebab terjadinya kandidiasis oral:
-           Penggunaan gigi tiruan : Penggunaan gigi tiruan dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan jamur Kandida yaitu lingkungan dengan pH yang rendah, sedikit oksigen, dan keadaan anaerob. Sebanyak 65% orang tua yang menggunakan gigi tiruan penuh rahang atas menderita infeksi Candida, hal ini dikarenakan pH yang rendah, lingkungan anaerob dan oksigen yang sedikit mengakibatkan Candida albicans tumbuh pesat
-           Xerostomia      : Xerostomia merupakan suatu kondisi dimana mulut terasa kering. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya produksi saliva, penggunaan obat-obatan (obat antihipertensi), terapi radiasi dan kemoterapi.
-           Kebiasaan merokok : Adanya kebiasaan merokok dapat menyebabkan iritasi kronis dan panas yang mengakibatkan perubahan vaskularisasi dan sekresi kelenjar liur.  Seperti yang diketahui, di dalam saliva terdapat komponen anti Kandida seperti lisozim, histatin, laktoferin, dan calprotectin,  sehingga apabila produksi saliva berkurang seperti pada keadaan xerostomia dan perokok, maka Kandida dapat mudah berkembang.
-           Malnutrisi / malabsorpsi (defisiensi besi, asam folat atau vitamin)
-           Acidic saliva / diet kaya karbohidrat
-           Oral epithelial dysplasia
-           Kebersihan mulut dan gigi yang jelek
-           Terapi antibiotika jangka panjang
Faktor sistemik penyebab terjadinya kandidiasis oral :
- Faktor yang mengubah status kekebalan ;
a) Orang tua / bayi / kehamilan.
Orangtua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologi yang tidak sempurna.
b) Penyakit keganasan
c) Infeksi HIV / gangguan imunodefisiensi lainnya
d) Kelainan endokrin (hipotiroid atau hipoparatiroid, diabetes melitus, hipoadrenalism)
e) Terapi kortikosteroid
- Kemoterapi
- Radioterapi

Faktor Resiko
Pada orang yang sehat, Kandida albikan umumnya tidak menyebabkan masalah apapun dalam rongga mulut, namun karena berbagai faktor, jamur tersebut dapat tumbuh secara berlebihan dan menginfeksi rongga mulut. Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Patogenitas Jamur
Beberapa faktor yang berpengaruh  pada patogenitas dan proses infeksi Kandida adalah adhesi, perubahan dari bentuk ragi ke bentuk hifa, dan produksi enzim ekstraseluler. Adhesi merupakan proses melekatnya sel Kandida ke dinding sel epitel host. Perubahan bentuk dari ragi ke hifa diketahui berhubungan dengan patogenitas dan proses penyerangan Kandida terhadap sel host.  Produksi enzim hidrolitik ekstraseluler seperti aspartyc proteinase juga sering dihubungkan dengan patogenitas Kandida albikan.
b. Faktor host
Faktor host dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor lokal dan faktor sistemik. Termasuk faktor lokal adalah adanya gangguan fungsi kelenjar ludah yang dapat menurunkan jumlah saliva. Saliva penting dalam mencegah timbulnya kandidiasis oral karena efek pembilasan dan antimikrobial protein yang terkandung dalam saliva dapat mencegah pertumbuhan berlebih dari Kandida, itu sebabnya kandidiasis oral dapat terjadi pada kondisi Sjogren syndrome, radioterapi kepala dan leher, dan obat-obatan yang dapat mengurangi sekresi saliva. Pemakaian gigi tiruan lepasan juga dapat menjadi faktor resiko timbulnya kandidiasis oral. Sebanyak 65% orang tua yang menggunakan gigi tiruan penuh rahang atas menderita infeksi Kandida, hal ini dikarenakan pH yang rendah, lingkungan anaerob dan oksigen yang sedikit mengakibatkan Kandida tumbuh pesat. Selain dikarenakan faktor lokal, kandidiasis juga dapat dihubungkan dengan keadaan sistemik, yaitu usia, penyakit sistemik seperti diabetes, kondisi imunodefisiensi seperti HIV, keganasan seperti leukemia, defisiensi nutrisi, dan pemakaian obat-obatan seperti antibiotik spektrum luas dalam jangka waktu lama, kortikosteroid, dan kemoterapi.
EPIDEMIOLOGI :
Kandidiasis oral dapat menyerang semua umur, baik pria maupun wanita. Kejadiannya juga dihubungkan dengan faktor-faktor predisposisi seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, penggunaan antibiotik oral, dan pengobatan antirertoviral. Secara epidemiologi menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2001 frekuensi kandidiasis oral antara 5,8% sampai 98,3%. Terdapat sekitar 30-40% Candida albicans pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45%  pada neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada pasien leukemia akut yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS (Repentigny,2004).
Meningkatnya prevalensi infeksi Candida albicans ini dihubungkan dengan kelompok penderita HIV/AIDS, penderita yang menjalani transplantasi dan kemoterapi maligna. Odds dkk ( 1990 ) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa dari 6.545 penderita HIV/AIDS, sekitar 44.8% adalah penderita kandidiasis (Mourent, 2010).
Penyebab utama kandidiasis ialah Candida albicans. Spesies lain seperti Candida krusei, Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida pseudotropicalis, dan Candida parapsilosis, umumnya bersifat apatogen (Siregar, 2005).
Kandida dapat dengan mudah tumbuh di dalam media Sabauroud dengan membentuk koloni ragi dengan sifat-sifat khas, yakni: menonjol dari permukaan medium, permukaan koloni halus, licin, bewarna putih kekuning-kuningan, dan berbau ragi. Jamur kandida dapat hidup di dalam tubuh manusia, hidup sebagai parasit atau saprofit, yaitu di dalam alat percernaan, alat pernapasan, vagina orang sehat (Siregar, 2005).
Pada bayi bisa mendapatkan jamur candida dengan beberapa cara, antara lain, vagina ibu ketika persalinan, alat-alat seperti dot, mulut bayi tidak bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan menyebabkan jamur tumbuh semakin cepat

PATOFISIOLOGI :
Adapun mekanisme infeksi Kandida Albikan pada sel inang sangat kompleks. Beberapa faktor yang berpengaruh pada patogenesis dan proses infeksi adalah adhesi, perubahan dari bentuk ragi ke bentuk hifa (morfogenesis) dan produksi enzim hidrolitik ekstraseluler. Adhesi merupakan proses melekatnya sel Kandida albikan ke sel inang. Perubahan bentuk dari ragi ke hifa berhubungan dengan patogenitas dan proses penyerangan Kandida terhadap sel inang yang diikuti pembentukan lapisan biofilm sebagai salah satu cara spesies Kandida untuk mempertahankan diri dari obat antifungi. Ada keyakinan bahwa bentuk hifa adalah invasif dan patogen, sedangkan bentuk ragi tidak bersifat patogen. Produksi enzim hidrolitik ekstraseluler seperti aspartyl proteinase juga sering dihubungkan dengan patogenitas Kandida albikan.
PATOGENESIS :
Secara alamiah Candida ditemukan di permukaan tubuh manusia (mukokutan), bila terjadi suatu perubahan pada inang, jamur penyebab atau keduanya maka terjadi infeksi. Beberapa factor virulensi Candida albicans antara lain: kemampuan adhesi, kemampuan mengubah diri secara cepat dari ragi kehifa, memproduksi enzim hidrolitik (proteinase asam dan fosfolipase) perubahan fenotip dan ketidakstabilan kromosom, variasi antigenik, mimikri, dan produksi toksin.
Faktor inang yang menyebabkan infeksi baik lokal maupun invasive oleh Candida. Pemakaian antibiotika menyebabkan proporsi jamur meningkat, kapasitas imun inang menurun akibat lekopenia dan pemberian kortikosteroid, pada AIDS fungsi sel T yang terganggu karena intervensi virus HIV melalui kulit dan mukosa yang dimungkinkan karena peran lektin yang spesifik pada sel dendrite, DC-SIGN sehingga mampu berikatan dengan virus HIV meskipun tidak mampu mengantarkan masuk kedalam sel, tetapi memudahkan transport HIV oleh dendrite ke organ limfoid dan menambah jumlah limfosit T yang terinfeksi. Munculnya lesi pada mukosa akibat intervensi HIV yang diperantarai peran lektin dan DC-SIGN yang mengakibatkan infeksi jamur pada mukosa mulut dan mukosa lain ditubuh, mengawali munculnya infeksi sekunder pada mulut penderita. Hifa Candida albicans memiliki kemampuan untuk menempel erat pada epitel manusia dengan perantara protein dinding hifa, hal ini dimungkinkan karena protein ini memiliki susunan asam amino mirip dengan substrat transaminase keratinosit mamalia sehingga diikat dan menempel pada sel epithelial. Selain itu pada jamur ini terdapat mannoprotein yang mirip integrin vertebrata sehingga jamur ini mampu menempel ke matriks ekstraseluler seperti fibronektin kolagen, dan laminin. Selain itu hifa juga mengeluarkan proteinase dan fosfolipase yang mencerna sel epitel inang sehingga invasi lebih mudah terjadi
PATOGENESIS :C.A
Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel host menjadi syarat
mutlak untuk berkembangnya infeksi. Secara umum diketahui bahwa interaksi
antara mikroorganisme dan sel pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari dinding sel mikroorganisme, adhesin dan reseptor. Makanan dan protein
merupakan molekul-molekul Candida albicans yang mempunyai aktifitas
adhesif. Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candida albicans
juga berperan dalam aktifitas adhesif. Setelah terjadi proses penempelan, Candida
albicans berpenetrasi ke dalam sel epitel mukosa. Enzim yang berperan adalah
aminopeptidase dan asam fosfatase, yang terjadi setelah proses penetrasi
tergantung dari keadaan imun dari host.12
Candida albicans berada dalam tubuh manusia sebagai saprofit dan
infeksi baru terjadi bila terdapat faktor predisposisi pada tubuh pejamu. Faktorfaktor
yang dihubungkan dengan meningkatnya kasus kandidiasis antara lain
disebabkan oleh :
1. Kondisi tubuh yang lemah atau keadaan umum yang buruk.
2. Penyakit tertentu, misalnya: diabetes mellitus
3. Kehamilan
4. Rangsangan setempat pada kulit oleh cairan yang terjadi terus menerus,
misalnya oleh air, keringat, urin atau air liur.
5. Penggunaan obat di antaranya: antibiotik, kortikosteroid dan sitostatik.
Faktor predisposisi berperan dalam meningkatkan pertumbuhan Candida
albicans serta memudahkan invasi jamur ke dalam jaringan tubuh manusia karena
adanya perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme
pertahanan lokal dan sistemik. Blastospora berkembang menjadi hifa semu dan
tekanan dari hifa semu tersebut merusak jaringan, sehingga invasi ke dalam
jaringan dapat terjadi. Virulensi ditentukan oleh kemampuan jamur tersebut
merusak jaringan serta invasi ke dalam jaringan. Enzim-enzim yang berperan
sebagai faktor virulensi adalah enzim-enzim hidrolitik seperti proteinase, lipase dan fosfolipase.
Candida albicans menyebabkan penyakit sistemik progresif pada
penderita yang lemah atau sistem imunnya tertekan, terutama jika imunitas
perantara sel terganggu. Candida dapat menimbulkan invasi dalam aliran darah,
tromboflebitis, endokarditis atau infeksi pada mata dan organ-organ lain bila
dimasukkan secara intravena (keteter, jarum, hiperalimenasi, penyalahgunaan
narkotika dan sebagainya).
Infeksi kandidiasis dapat diobati dan mengakibatkan komplikasi minimal
seperti kemerahan, gatal dan ketidaknyamanan, meskipun komplikasi bisa berat
atau fatal jika tidak ditangani sesegera mungkin. Dalam bidang kesehatan,
kandidiasis adalah infeksi lokal biasanya pada mukosa membran kulit, termasuk
rongga mulut (sariawan) faring atau esofagus, saluran pencernaan, kandung
kemih, atau alat kelamin (vagina, penis). Tidak terkontrolnya pertumbuhan
Candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dan
penggunaan obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang
menyerang sistem imun seperti Acquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS).
Namun bisa juga karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut
yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol.
Infeksi jamur bisa menyebar ke seluruh tubuh. Dalam Penyakit kandidiasis
sistemik, hingga 75 persen orang bias meninggal.
PATOGENESIS STEROID :
Obat steroid seperti yang telah dibahas sebelumnya, memiliki efek imunosupresi. Hal ini dapat disebabkan oleh kemampuan obat steroid dalam menghambat fungsi makrofag. Efek terhadap makrofag tersebut menandai dan membatasi kemampuannya untuk memfagosit dan membunuh mikroorganisme. Aktivasi limfosit T dan produksi limfosit B juga dihambat oleh obat steroid. Antibodi sebagai salah satu komponen penting dalam sistem imunitas manusia dapat ditekan produksinya oleh pemakaian obat steroid terutama apabila digunakan dalam dosis besar.11,27 Seperti yang kita ketahui, makrofag, limfosit T , limfosit B, dan juga antibodi merupakan komponen penting yang berfungsi sebagai sistem pertahanan dan imunitas tubuh manusia yang juga terdapat dalam rongga mulut. Namun, komponen-komponen tersebut diatas dapat terganggu fungsinya akibat pemakaian obat steroid yang mana obat ini dapat menekan sistem imunitas manusia. Dalam keadaan imun yang lemah, maka infeksi akan mudah menyerang seseorang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di dalam rongga mulut manusia terdapat banyak flora normal yang salah satunya adalah jamur Kandida. Pada keadaan sistem imun yang baik, jamur Kandida tidak menimbulkan penyakit. Namun, penggunaan obat steroid dapat menurunkan sistem imun dalam rongga mulut. Dengan sistem imun yang lemah, maka jamur Kandida dalam rongga mulut bisa menjadi patogen dan menimbulkan infeksi yang disebut kandidiasis.


0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Halaman

Halaman

MAKALAH CANDIDIASIS ORAL

DEFINISI O.C : Kandidiasis oral merupakan   infeksi oportunistik pada rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan dari j...